1. Siapa Penulis,
Kisah Para Rasul adalah buku kelima Perjanjian Baru pada Alkitab Kristen, yang terutama berisi tentang pertama kali terbentuknya gereja Kristen serta pertumbuhannya sampai pada pertengahan abad pertama Masehi. Kisah Para Rasul diyakini ditulis oleh Lukas, dan merupakan lanjutan buku Injil Lukas.Dalam bahasa Yunani, kitab ini disebut Praxeis Apostolon
Penerima
Dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1)
Tujuan dari kitab Kisah Para Rasul
· Menggambarkan perjalanan injil yang diberkati dari yerusalem sampai ke roma
· Sebagai tulisan yang hendak memberi pengajaran
· Sebagai bukti dar kesungguhan dan kekuatan kebangkitan yesus kristus
2. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari pentakosa
Ketika umat Yahudi merayakan Pentakosta, yaitu 50 hari sesudah Paskah, para pengikut Kristus sedang berkumpul di sebuah rumah di Yerusalem.Pentakosta (dari bahasa Yunani: Πεντηκοστή [ἡμέρα], Pentēkostē [hēmera], "[hari] kelima-puluh"), atau Minggu Putih adalah hari raya Kristiani yang memperingati peristiwa dicurahkannya Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem, yang terjadi 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus.
· Tiba-tiba dari langit turun suatu bunyi seperti tiupan angin keras memenuhi seluruh rumah tempat mereka bertemu; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus.
· Mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka.
· Umat Yahudi yang saleh dari seluruh dunia yang datang berziarah ke Yerusalem mendengar mereka berbicara dalam bahasa mereka sendiri. Mereka tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu, ingin tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi. Sementara orang lain menyindir bahwa para pengikut Kristus sedang mabuk.
· makna dari Khotbah Petrus (pasal 2), Simon Petrus, bersama sebelas rasul lainnya, maju dan menerangkan kepada orang banyak itu: Inilah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia…
3. Arti keselamatan bagi semua bangsa
Keselamatan dalam Kekristenan, adalah penyelamatan jiwa dari dosa dan kematian Keselamatan dapat juga disebut "pembebasan" ataupun "keamanan" dari kodrat berdosa, dan merupakan janji akan kehidupan kekal melalui roh. Keselamatan adalah kebebasan dari hasrat duniawi dan godaan yang mengarahkan manusia keluar dari penerangan dan persekutan penuh dengan Allah.
Menurut keyakinan Kristen, keselamatan dari dosa secara umum dan dari dosa asal secara khusus dimungkinkan melalui kehidupan, wafat, dan kebangkitan Yesus, yang dalam konteks keselamatan disebut sebagai "pendamaian". Inti iman Kristen adalah realitas dan harapan akan keselamatan dalam Yesus Kristus. Iman Kristen adalah iman dalam Allah keselamatan yang diwahyukan dalam Yesus dari Nazaret. Tradisi Kristen selalu menyamakan keselamatan ini dengan penggenapan eskatologis dan transenden dari keberadaan manusia dalam suatu kehidupan yang bebas dari dosa, keterbatasan, dan mortalitas, serta dipersatukan dengan Allah Tritunggal
4. Mengetahui cara hidup jemaat perdana (pasal 2)
Cara hidup jemaat perdana
· Mengumpulkan dan membagikan harta miliknya.
· Berkumpul dan berdoa bersama.
· Setia pada ajaran Para Rasul.
· Tidak egois.( Rukun antara satu dan lainnya.
· Hidup dalam kasih karunia Tuhan. Berfikir secara logis dan selalu percaya
· Suka berbagi pada sesama.
· Selalu hidup dalam kasih dan karunia Tuhan.
· Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan
5. Perkembangan jemaat dan berkembangnya jabatan gerejawi
· Yang dimaksudkan dengan jabatan gerejawi adalah untuk menekankan bahwa ada orang atau orang-orang yang dipercayai oleh gereja untuk mengatur, mengelolah, mengarahkan, melayani dan memimpin jemaatnya atau gereja. Gereja Kristen Indonesia (GKI) mengenal dua macam pejabat gerejawi, yaitu Penatua dan Pendeta. Penatua dan Pendeta adalah anggota-anggota Majelis Jemaat.
· Dalam Kisah Rasul dan beberapa surat-surat Rasuli yang menggambarkan kehidupan gereja abad-abad pertama, tampak ada tiga tugas utama dalam diri para Penatua.
Yang pertama, Penatua terpanggil untuk memelihara, menggembalakan anggota-anggota jemaat
tugas yang kedua, adalah memimpin dan mengatur jemaat. Dalam surat Paulus kepada Titus (Titus 1:7), digunakan istilah mengatur rumah Allah, kata Yunaninya “oikunomon” ini berarti “mengelolah” atau “mengusahakan”. Para Penatua berfungsi untuk mengelolah jemaat supaya menjadi hidup dan dinamis, berkembang, tertib dan teratur, tidak hidup semau-maunya
Tugas ketiga adalah menjaga kemurnian ajaran gereja. Dalam Kisah Rasul 20:29-31 Paulus mengingatkan kemungkinan adanya orang-orang di dalam atau pun di luar gereja yang berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar. Dalam rangka menjaga ajaran ini nampaknya di gereja mula-mula diadakan pembagian tugas (presbiter), pembagian tugas Penatua, ada Penatua yang bertugas mengatur, tetapi ada juga penatua yang bertugas mengajar. (1Timotius 5:17).
6. Menghubungkan peristiwa yang terjadi pada hari pentakosta dengan karunia-karunia dewasa ini!
· Pentakosta merupakan istilah bahasa Yunani untuk menyebutkan salah satu perayaan dalam Perjanjian Lama, yaitu hari raya Tujuh Minggu (Im. 23:15-22, lihat juga Kel. 34:22; Bil. 28:26-31; Ul. 18:9-12). Hari raya ini jatuh pada hari kelimapuluh setelah Paskah (Paskah dalam Perjanjian Lama merayakan kasih Allah pada waktu melepaskan bangsa Israel dari Mesir, lih. Kel. 12:29-50). Itulah sebabnya disebut Pentakosta (Pentēkostē dalam bahasa Yunani berarti “kelimapuluh”). Hari raya Pentakosta merupakan satu dari tiga hari raya terpenting Israel (Ul. 16:16). Pada hari raya ini, orang-orang Israel memperingati kebaikan Tuhan dalam akhir masa panen dan juga mengucap syukur atas kesuburan lahan pertanian.
· Di awal kitab Kisah Para Rasul (Kis. 1:4-5, 8), Tuhan Yesus telah menjanjikan Roh Kudus akan dicurahkan kepada orang-orang percaya. Pencurahan Roh Kudus ini menandakan karya Tuhan Yesus dalam melakukan pembaruan kepada Yerusalem dan memungkinkan karya keselamatan-Nya menjangkau “sampai ke ujung dunia” (lihat Yes. 49:10). Janji ini tergenapi ketika mereka berkumpul pada hari Pentakosta. Oleh sebab itu, istilah Pentakosta kemudian digunakan oleh orang-orang Kristen sebagai peringatan atas turunnya Roh Kudus.
· Peristiwa seputar kebangkitan Kristus hingga Pentakosta secara kronologis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tuhan Yesus, sebagai anak domba Paskah yang disembelih (1Kor. 5:7), mati pada hari raya Paskah menurut Yahudi (Yoh. 19:14);
2. Tuhan Yesus menampakkan diri secara berulang kali selama 40 hari dan naik ke surga (Kis. 1:3);
3. Sepuluh hari sesudahnya (50 hari sesudah Paskah), Roh Kudus dicurahkan.
Beberapa tanda ajaib yang menyertai peristiwa Pentakosta adalah:
Bunyi seperti tiupan angin keras. Angin sering dikaitkan sebagai perwujudan Roh Allah (2Sam. 22:16; Mzm. 3:6; Yeh. 37:9-10; Yoh.3:8). Ini menjadi tanda bahwa Allah sedang menyelesaikan pembaruan.
Lidah-lidah seperti nyala api. Api sering digambarkan sebagai lambang kehadiran Allah (Kel. 19:18; Yes. 66:15) dan juga penyucian atau penghakiman (Yes. 4:4; Yer. 7:20; Yl. 2:30-31; Mal. 3:2-4; 4:1). Penampakan lidah-lidah seperti nyala api ini dapat diartikan sebagai kehadiran Allah yang Kudus untuk berkomunikasi dengan umat-Nya dan menuntun mereka (lih. Kel. 3:2-5; 19:18; 24:27; 40:38).
Murid-murid bisa berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Apakah ini merupakan mukjizat pendengaran atau mukjizat berkata-kata? Dalam Kis. 2:6, 8 ditulis bahwa orang-orang mendengar bahasa asal mereka dikatakan oleh murid-murid. Sementara itu, klausa “seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” dalam Kis. 2:4 menunjukkan murid-murid memang berkata-kata dalam bahasa yang asing bagi mereka. Jadi, ini merupakan mukjizat pendengaran dan berkata-kata sekaligus. Perlu ditekankan bahwa bahasa-bahasa yang dimaksud di dalam bagian ini benar-benar merupakan bahasa manusia. Ini lain dengan bahasa lidah yang kemungkinan bukan bahasa manusia, seperti yang tertulis dalam 1Kor. 12-14.
Mukjizat ini menyatakan bahwa penghukuman Allah melalui keberagaman bahasa pada peristiwa menara Babel (Kej. 11:1-9) telah usai. Allah menunjukkan niat-Nya untuk menyatukan orang-orang “dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” (Why. 5:9-10; 7:9) di bawah pemerintahan Anak-Nya (Ef. 1:9-10), yang memberikan akses kepada Bapa melalui Roh Kudus (Ef. 2:14-18). Allah mewujudkan ini bukan melalui adanya bahasa tunggal, melainkan justru tetap menggunakan beragam bahasa. Pentakosta juga sangat terkait erat dengan dimulainya “Hari Tuhan” dalam kitab Yoel, sebagaimana yang dikhotbahkan Petrus dalam Kis. 2:14-21.
Pentakosta merupakan peristiwa yang sangat menentukan bagi tersebarnya Injil. Roh Kudus yang dicurahkan kepada orang-orang percaya menjadikan mereka memiliki keberanian dan kekuatan dalam mengabarkan Injil hingga ke ujung
7. Biografi dan pertobatan Paulus ( Pasal 9, 22, 26)
Ia dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu misionaris Kristen terbesar. Tulisan-tulisannya yang menginspirasi adalah bagian besar dari Perjanjian Baru, dan adalah aman untuk berkata bahwa Paulus tetap adalah salah satu penulis yang tulisannya paling banyak dibaca dalam sejarah manusia. Perubahannya yang tiba-tiba dari seorang penganiaya besar orang-orang Kristen menjadi salah satu pendukung terbesar kekristenan tentu telah membentuk sejarah gereja Kristen mula-mula. Sebelum bertobat dan menjadi rasul Paulus, dia adalah Saulus dari Tarsus. Tetapi siapakah Saulus dari Tarsus sebelum ia menjadi rasul Paulus? Apa yang kita ketahui tentang kehidupannya sebelum bertemu Kristus dalam perjalanan ke Damyik?
Saulus dari Tarsus
Saulus dari Tarsus lahir pada sekitar tahun 5SM di kota Tarsus di Kilikia (Turki saat ini). Ia lahir dari orang tua Yahudi yang memiliki kewarganegaraan Romawi, hak istimewa yang didambakan dan juga akan dimiliki anak mereka. Di sekitar tahun 10SM, keluarga Saulus pindah ke Yerusalem. Sekitar antara tahun 15-20SM Saulus mulai studinya untuk mempelajari Kitab Suci Ibrani di kota Yerusalem di bawah rabbi (guru besar) Gamaliel. Di bawah didikan Gamaliel-lah Saulus memulai studi mendalam tentang hukum Taurat dengan rabbi terkenal.
Setelah pertobatannya, surat-surat Paulus kepada berbagai gereja mengungkapkan lebih lanjut tentang latar belakangnya. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus, Paulus menggambarkan dirinya sebagai seorang Ibrani, seorang Israel, dan keturunan Abraham (2Korintus 11:22). Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus mengatakan ia adalah seorang Farisi dari suku Benyamin (Filipi 3:5). Ketika dalam perjalanan ke Damsyik untuk menangkap dan menyerahkan orang-orang Kristen sebagai kriminal kembali ke Yerusalem, Saulus dihadapkan dengan Dia (Yesus) yang sedang ia aniaya (Kisah Para Rasul 9:3-9; 22:6-11; 26:12-18). Yang terjadi selanjutnya adalah salah satu perubahan paling dramatis dalam sejarah gereja. Saulus dari Tarsus menjadi rasul Paulus, seorang penginjil yang berapi-api bagi dunia yang tidak percaya, dan teladan yang baik pelayanan yang setia dalam menghadapi penganiayaan brutal (Kisah Para Rasul 14:19; 16:22-24; 2Korintus 11:25-26). Pendidikan Saulus, latar belakangnya sebagai seorang Farisi, kewarganegaraan Romawi, dan semangat yang tak kunjung padam, semuanya berkontribusi pada kesuksesannya sebagai misionaris, begitu semua kualifikasi dan kualitasnya tersebut telah ditundukkan di bawah kuasa Kristus.
Perjalanan pekabaran Injil Paulus
PERJALANAN-PERJALANAN MISIONARIS RASUL PAULUS
Gaza Filipus berkhotbah tentang Kristus dan membaptis seorang sida-sida Etiopia dalam perjalanannya ke Gaza (Kis. 8:26–39).
Yerusalem Lihat peta 12 untuk peristiwa-peristiwa di Yerusalem.
Yafo (Yope) Petrus menerima suatu penglihatan bahwa Allah memberikan karunia pertobatan kepada orang-orang bukan Israel (Kis. 10; 11:5–18). Petrus menghidupkan kembali Tabita dari yang mati (Kis. 9:36–42).
Samaria Filipus melayani di Samaria (Kis. 8:5–13), serta Petrus dan Yohanes belakangan mengajar di sini (Kis. 8:14–25). Setelah mereka menganugerahkan karunia Roh Kudus, Simon si tukang sihir berupaya untuk membeli karunia ini dari mereka (Kis. 8:9–24).
Kaisarea Di sini, setelah seorang malaikat melayani kepada perwira pasukan bernama Kornelius, Petrus memperkenankan dia untuk dibaptis (Kis. 10). Di sini Paulus membuat pembelaannya di hadapan Agripa (Kis. 25–26; lihat juga JS—S 1:24–25).
Damsyik Yesus menampakkan diri kepada Saulus (Kis. 9:1–7). Setelah Ananias memulihkan penglihatan Saulus, Saulus dibaptis dan memulai pelayanannya (Kis. 9:10–27).
Antiokhia (di Aram) Di sini para murid pertama kali disebut orang Kristen (Kis. 11:26). Agabus menubuatkan bencana kelaparan (Kis. 11:27–28). Pertengkaran besar timbul di Antiokhia mengenai sunat (Kis. 14:26–28; 15:1–9). Di Antiokhia Paulus memulai misinya yang kedua bersama Silas, Barnabas, dan Yudas Barsabas (Kis. 15:22, 30, 35).
Tarsus Kampung halaman Paulus; Paulus dikirim ke sini oleh para Saudara untuk melindungi nyawanya (Kis. 9:29–30).
Siprus Setelah dianiaya, sebagian Orang Suci melarikan diri ke pulau ini (Kis. 11:19). Paulus melakukan perjalanan melalui Siprus pada perjalanan misionarisnya yang pertama (Kis. 13:4–5), sebagaimana dilakukan Barnabas dan Markus belakangan (Kis. 15:39).
Pafos Paulus mengutuk seorang tukang sihir di sini (Kis. 13:6–11).
Derbe Paulus dan Barnabas mengkhotbahkan Injil di kota ini (Kis. 14:6–7, 20–21).
Listra Ketika Paulus menyembuhkan orang yang timpang, dia dan Barnabas disambut sebagai dewa. Paulus dirajam dan disangka mati tetapi pulih dan melanjutkan berkhotbah (Kis. 14:6–21). Kediaman dari Timotius (Kis. 16:1–3).
Ikonium Pada misi mereka yang pertama, Paulus dan Barnabas berkhotbah di sini serta diancam dengan perajaman (Kis. 13:51–14:7).
Laodikia dan Kolose Laodikia adalah salah satu cabang Gereja yang Paulus kunjungi dan terima surat-surat darinya (Kol. 4:16). Itu adalah juga salah satu dari tujuh kota yang tercatat dalam kitab Wahyu (yang lain adalah Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, dan Filadelfia; lihat Why. 1:11). Kolose berada 18 kilometer ke timur Laodikia. Paulus menulis kepada para Orang Suci yang tinggal di sini.
Antiokhia (di Pisidia) Pada misi mereka yang pertama, Paulus dan Barnabas mengajari orang-orang Yahudi bahwa Kristus datang dari benih keturunan Daud. Paulus menyampaikan Injil kepada bangsa Israel, kemudian kepada orang-orang bukan Israel. Paulus dan Barnabas dianiaya dan dipaksa keluar (Kis. 13:14–50).
Miletus Saat di sini pada misinya yang ketiga, Paulus memperingatkan penatua Gereja bahwa “serigala-serigala yang ganas” akan memasuki kawanan domba (Kis. 20:29–31).
Patmos Yohanes adalah tahanan di pulau ini ketika dia menerima penglihatan-penglihatan yang sekarang dimuat dalam kitab Wahyu (Why. 1:9).
Efesus Apolos berkhotbah di sini dengan kuasa (Kis. 18:24–28). Paulus, pada misinya yang ketiga, mengajar di Efesus selama dua tahun, menginsafkan banyak orang (Kis. 19:10, 18). Di sini dia menganugerahkan karunia Roh Kudus melalui penumpangan tangan (Kis. 19:1–7) dan melakukan banyak mukjizat, termasuk mengusir roh-roh jahat (Kis. 19:8–21). Di sini penyembah Artemis membangkitkan kegaduhan menentang Paulus (Kis. 19:22–41). Sebagian dari kitab Wahyu ditujukan kepada Gereja di Efesus (Why. 1:11).
Troas Saat Paulus berada di sini pada perjalanan misionarisnya yang kedua, dia melihat suatu penglihatan tentang seorang pria di Makedonia meminta pertolongan (Kis. 16:9–12). Saat di sini pada misinya yang ketiga, Paulus menghidupkan kembali Eutikhus dari yang mati (Kis. 20:6–12).
Filipi Paulus, Silas, dan Timotius menginsafkan seorang wanita bernama Lidia, mengusir roh jahat, dan dipukuli (Kis. 16:11–23). Mereka menerima pertolongan ilahi untuk meloloskan diri dari penjara (Kis. 16:23–26).
Atena Paulus, saat pada misinya kedua ke Atena, berkhotbah di Areopagus tentang “Allah yang tidak dikenal” (Kis. 17:22–34).
Korintus Paulus pergi ke Korintus pada misinya yang kedua, di mana dia tinggal bersama Akwila dan Priskila. Dia berkhotbah di sini dan membaptis banyak orang (Kis. 18:1–18). Dari Korintus, Paulus menulis suratnya kepada orang-orang Roma.
Tesalonika Paulus berkhotbah di sini selama perjalanan misionarisnya yang kedua. Rombongan misionarisnya berangkat ke Berea setelah orang-orang Yahudi mengancam keselamatan mereka (Kis. 17:1–10).
Berea Paulus, Silas, dan Timotius menemukan jiwa-jiwa yang mulia untuk diajar selama perjalanan misionaris Paulus yang kedua. Orang-orang Yahudi dari Tesalonika mengikuti dan menganiaya mereka (Kis. 17:10–13).
Makedonia Paulus mengajar di sini pada perjalanannya yang kedua dan ketiga (Kis. 16:9–40; 19:21). Paulus memuji kemurahan hati para Orang Suci Makedonia, yang memberi kepadanya dan kepada para Orang Suci yang miskin di Yerusalem (Rm. 15:26; 2 Kor. 8:1–5; 11:9).
Malta Paulus terdampar di pulau ini pada perjalanannya ke Roma (Kis. 26:32; 27:1, 41–44). Dia tak terluka oleh gigitan ular dan menyembuhkan banyak orang yang sakit di Malta (Kis. 28:1–9).
Roma Paulus berkhotbah di sini selama dua tahun di bawah penahanan rumah (Kis. 28:16–31). Dia juga menulis epistel-epistel, atau surat-surat, kepada orang-orang Efesus, Filipi, dan Kolose serta kepada Timotius dan Filemon saat ditahan di Roma. Petrus menulis suratnya yang pertama dari “Babilon,” yang mungkin adalah Roma, segera setelah penganiayaan oleh Nero terhadap orang-orang Kristen pada tahun 64 M. Secara umum dipercayai bahwa Petrus dan Paulus mati syahid di sini.
TUGAS
Bacalah materi atau sumber-sumber buku yang berkenaan dengan kitab Kisah Para Rasul, lalu kerjakan soal dibawah ini! ( setelah dikerjakan kirim kembali ke WA guru mata Pelajaran)
1. Sebutkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari pentakosta
2. Jelaskan cara hidup jemaat perdana atau mula-mula dalam kitab Kisah para Rasul Pasal 2
3. Jelaskan Biografi dan pertobatan Paulus ( Pasal 9, 22, 26)
4. Sebutkan tempat –tempat Perjalanan Paulus dalam melakukan pelayanan Misionarisnya!
Comments