a. Pendahuluan
Kitab ini dalam kanon Ibrani dengan meminjam salah satu kosa kata yang ditemukan dalam kitab sendiri (1:1); Band. 2:1; 4:1): (ekoh atau ekah) yang artinya “kenapa” dan LAI menerjemahkan dengan “Ah atau celakalah”. Versi kitab talmud menamai dengan “qinot”: Kidung duka. Dalam bahasa Ibrani kata ini dipakai konteks suatu keluhan. Namun dalam versi Yunani: Septuaginta menamai kitab ini: “threnoi” dan versi latin “treni” yang berarti “ratapan”. Penamaan in juga yang dipakai dalamalkitab kita sekarang ini.
Menurut tradisi Yahudi yang menulis kitab ini adalah Yermia.
Secra historis dalam kanon Ibrani menenmpatkan kitab ratapan dalam kelompok tulisan-tulisan “Ketu’vim”dan biasanya termasuk kepada kesastraan syair. Dalam bahasa Ibrani setiap pasal menggunakan alfabet Ibrani. Penutur kitab Ratapan menggunakan alfabet sistem dalam penulisn kitab ini. Bertujuan untuk menunjuan kepenuhan atau keutuhan dalam penderitaan sang penutur dan juga bagian dari gaya penulian sendiri.
b. Garis besar
· Ratapan pertama: Yerusalem yang ditinggalkan
· Ratapan kedua: kota yang dihajar oleh murka Alah
· Ratapan ketiga: renungan mengenai murka dan anugerah Allah
· Ratapan keempat: dosa seisi kota dan pengepungan
· Ratapan kelima: ingatan Allah
c. Kata kunci dan motif-motif utama
Dalam kitab Ratapan terdapat beberapa kata kunci dan juga motif utama yang berfungsi untuk menghubungkan kelima bagian .
fungsi tersebut adalah:
1. Penderitaan merupakan bagian dari murka Allah.
2. Dosa-dosa Yerusalem sebagai penyebab murka Allah
3. Pengakuan dosa dan seruan pertobatan sebagai sarana untuk meredahkan murka Allah
4. Seruan untuk beriman kepada Allah sebagai dasar pengharapan dalam ketidakhadiran Allah yang terus berlanjut.
d. Pesan-pesan utama
1. Keberdosaan mendatangkan penderitaan maka harus mengaku dosa
Kitab ratapan menuturkan satu kondisi Yersalem yang dipersonifikasikan sebagai seorang janda ditinggal. Dulu adalah kota yang agung dan bagaikan ratu. Sekarang telah menjadi kota jajahan. Alasan utama mengapa kondisi ini terjadi karena mereka telah berbuat dosa. Maka Allah murka kepada mereka ddengan menghancurkana kemegahan Yerusalem ota kudusitu.
2. Penderitaan dan penghakiman ilahi
Dalam kitab Ratapan 2 dituturkan suatu kondisi yng mengerikan yang dialami oleh Yerusalem , bahwa terjadi hal-hal yang belumpernah terjadi. Tembok dan segala yang berelasi dengannya telah hancur.
3. Permohonan pimpinan Tuhan , doa dan pengharapan didalam Tuhan
Dalam kitab Ratapan menuturkan betapa pentingnya pimpinan Tuhan dalam menghadapi penderitaan karena dosa.
Berdoa adalah sarana terbaik untuk memohon pertolonan Tuhan dalam melewati penderitaan. Doa memberikan kesempatan untuk umat Allah memohon Tuhan memberikan masa depan yang lebih baik. Ketika umat Alah berdoa kepada Tuhan dengan mengakui segala dosa, meredakan mura Allah dan menghadirkan penghrpan. Karena pengharapan yang sejati dan pasti hanya didalam Allah saja (Rat. 5: 1; 21:22; band. 3:21-33).
e. Respon
Tidak semua penderitaan diakibatkan oleh dosa ( kisah Ayub). Namun ketia kita menderita karena dosda, maka respon terbaik adalah kita mengaku dosa dan mengakui bahwa penghakiman ilahi adalah sdesuatu yng benar-benar ada. Sebagai orang beriman seyogianya sikap memohon pimpinan Tuhan dijadikan gaya hidup yaitu melalui doa. Didalam doa kita mengakui kedaulatan Tuhan dan kelemahan kita. Inat bahwa Tuhan selalu ada pengharapan. Karena Dia adalah Tuhan ang adil dan setia. Jika kita mengaku dosa kitta, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (1 Yoh 1:9)
Tugas
Catat materi untuk dipelajari,
Comments