top of page
oniimeldanahas

Materi pertemuan 3. Surat 2 Tesalonika

Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika

Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika adalah salah satu kitab yang umumnya dipandang sebagai salah satu surat (yang kedua dari dua surat) kepada jemaat di kota Tesalonika yang termuat dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Kota Tesalonika, yang namanya secara populer dipakai untuk menyebut surat ini, merupakan ibu kota dari Makedonia, sebuah provinsi dalam Kekaisaran Romawi. Paulus merupakan pendiri Jemaat di Tesalonika, khususnya setelah ia meninggalkan Filipi.

Penulis

Rasul Paulus umumnya diyakini sebagai penulis asli surat ini. Dalam 2 Tesalonika 1:1 disebutkan bahwa surat ini berasal dari Paulus beserta dua orang rekan sekerjanya, yakni Silwanus dan Timotius. Berdasarkan anggapan bahwa surat ini ditulis pada abad ke-2, sejumlah pakar Perjanjian Baru modern meragukan bahwa surat ini benar-benar ditulis oleh Paulus dengan beberapa alasan, dan menggolongkan surat ini bersama-sama enam surat-surat Paulus lain, yaitu Surat Efesus, Kolose, 1 dan 2 Timotius, serta Titus, sebagai "surat-surat deutero Paulus". Sebutan "deutero Pauline" ("tulisan seorang Paulus kedua") diberikan karena diduga bahwa penulis surat ini bukan Paulus, melainkan muridnya atau paling tidak orang yang menganut teologinya, sehingga kemungkinan merupakan suatu pseudopigrafa yang dengan sengaja memakai nama Paulus sebagai penulisnya.

Keadaan Jemaat

Gambaran jemaat dalam surat 2 Tesalonika ini dianggap berbeda dengan gambaran jemaat dalam surat yang pertama. Pada Surat 2 Tesalonika, Paulus berhadapan dengan para penganut bidah yang menyampaikan kedatangan "hari Tuhan" (parousia) telah tiba (2 Tesalonika 2:2), membuat jemaat kebingungan mendengar pemberitaan seperti itu. Melihat keadaan demikian, penulis bermaksud menanggapi hal itu. Melalui surat ini diharapkan jemaat tetap melanjutkan kegiatan sehari-hari seperti biasanya sambil tetap melaksanakan kewajiban sebagai orang Kristen. Dalam jemaat juga berkembang ajaran yang tidak memedulikan tubuh (sarx, "daging") karena menganggap diri telah disempurnakan dalam roh. Ajaran demikian membuat jemaat kemudian lebih senang dengan cara hidup yang malas-malasan dan kurang memperhatikan ketertiban.

Waktu penulisan

Surat ini umumnya diyakini ditulis antara tahun 50-51 M

Kedatangan Kedua Yesus Kristus

Istilah

Beberapa terminologi atau istilah digunakan untuk menyebut Kedatangan Kristus yang kedua kalinya:

Epifani

Dalam Perjanjian Baru, kata bahasa Yunani (épiphéneia, "kemunculan") digunakan lima kali untuk merujuk kepada kedatangan Kristus kembali.

Parousia

Naskah Perjanjian Baru bahasa Yunani menggunakan istilah parousia (παρουσία, artinya "kedatangan", "ketibaan" atau "kehadiran") 24 kali, 17 di antaranya berkenaan dengan Kata ini juga digunakan enam kali untuk beberapa tokoh: Stefanus, Fortunatus dan Akhaikus (1 Korintus 16:17), Titus (2 Korintus 7:6-7) dan Paulus (2 Korintus 10:10; Filipi 1:26; Filipi 2:12) dan satu kali untuk "kedatangan si pendurhaka" (2 Tesalonika 2:9)

Etimologi kata Yunani parousia dikaitkan dengan kata para ("di sebelah") dan ousia ("kehadiran").

Kedatangan Kedua Kristus atau Parousia adalah kembalinya Yesus Kristus dari Surga ke bumi sebagaimana yang diajarkan dalam eskatologi Kristen. Peristiwa ini dinubuatkan di dalam nubuat Mesianik alkitabiah. Nubuatan ini mencakup kebangkitan semua orang yang benar dihadapan-Nya, setelah penghakiman terakhir terhadap orang yang hidup dan yang mati, dan pendirian penuh Kerajaan Allah di bumi atau "Era Mesianik". Pandangan tentang kedatangan Kristus untuk kedua kali ini bervariasi di antara Denominasi Kristen.

Isi

Tentang ketabahan menghadapi penganiayaan

Masalah penganiayaan yang dialami jemaat di Tesalonika membuat mereka merasakan penderitaan. Melalui surat ini, penulis kemudian hadir sebagai seorang motivator yang terus mengingatkan jemaat agar tetap tabah dan memberikan motivasi melalui ucapan syukur. Dalam ucapan syukur tersebut, Paulus menyampaikan perasaan sukacitanya atas iman yang dimiliki jemaat yang dinilainya semakin bertambah (1:3-4). Paulus juga menjelaskan kepada jemaat bahwa penderitaan yang sedang mereka rasakan menegaskan adanya maksud dari Allah di balik semua penderitaan yang mereka rasakan.[4]

Menyikapi ajaran sesat dan parousia

Dalam surat yang kedua ini, pemberitaan tentang "hari Tuhan" (parousia) telah menjadi masalah pelik walaupun tidak disebutkan siapa orang-orang yang menyebarkan kabar tentang kedatangan Yesus yang kedua. Paulus menanggapinya dengan menuliskan kepada jemaat di Tesalonika bahwa mereka telah salah memahami pemberitaan seputar kedatangan tersebut. Ia mengingatkan jemaat agar tetap berpegang teguh pada "ajaran-ajaran" yang ia sampaikan sembari tetap menantikan hari ketika Yesus akan datang kembali dari surga. Namun, Paulus juga menyatakan bahwa sebelum "hari Tuhan" tiba akan ada tanda-tanda yang mendahuluinya dan mencapai puncaknya pada hari tersebut.

"Ajaran-ajaran"

Dalam 2 Tesalonika 2:15, Paulus menginstruksikan jemaat supaya "berpegang teguhlah pada tradisi-tradisi yang kami ajarkan kepadamu, baik dengan kata-kata maupun dengan surat."

Berdoa dan bekerja

Paulus menasihatkan jemaat agar menjauhkan diri dari orang-orang yang sudah tidak mau bekerja lagi (2 Tesalonika 3:6), dan mendorong mereka untuk tetap giat dalam bekerja. Nasihat demikian juga disampaikan Paulus dalam surat yang terdahulu, namun dalam surat ini Paulus semakin memotivasi jemaat agar mengikuti nasihatnya. Yang dimaksudkan Paulus adalah mengikuti teladannya yang tetap "berusaha dan berjerih payah siang malam", selain melaksanakan tugas utamanya sebagai pemberita Injil. Dengan demikian, jemaat diajarkan supaya dalam menantikan kedatangan Yesus yang kedua tidak hanya dengan berdoa, tetapi juga dengan giat bekerja. Dalam 2 Tesalonika 3:10, Paulus menegaskan bahwa "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan".

Tujuan Penulisan Surat 2 Tesalonika

Adapun tujuan penulisan kitab II Tesalonika dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

a. Dalam fasal yang pertama, Paulus menghibur orang-orang Kristen di Tesalonika yang sedang mengalami penganiayaan. Kata-kata penghiburan itu berisikan berita tentang kedatangan Tuhan Yesus. Maksud Paulus adalah menghibur mereka untuk bertahan dalam penganiayaan itu

b. Dalam fasal dua, Paulus mengingatkan orang-orang Tesalonika mengenai beberapa pengajaran yang salah tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua. Pengajaranpengajaran tersebut mengakibatkan tingkah laku mereka yang salah.

c. Fasal tiga secara khusus memberi nasehat tentang masa menanti-nanti kedatangan Tuhan Yesus. Nasihat-nasihat itu menyangkut hidup dan tingkah laku orang-orang Kristen.19 F. Situasi Jemaat di Tesalonika Pada zaman Paulus kota Tesalonika adalah kota perdagang

Doa adalah nafas hidup orang percaya, dan di dalam ibadah, kita dapat berjumpa dengan Allah melalui pujian, penyembahan, mendengarkan Firman Tuhan dan menaikan doa ucapak syukur dan syafaat-syafaat kepada Tuhan. Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pentingnya mengikuti doa sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan. Dan memberi hidup sungguh-sungguh dalam pelayanan agar kita dipakai Tuhan secara luar biasa dan semuanya untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan.

Tanda-tanda Kedatangan Kristus

Dalam kitab Kisah Para Rasul tercatat:

Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."

— Kisah Para Rasul 1:9-11

Tanda-tanda lain:

1. Kedatangan Kristus adalah seketika dan diketahui seluruh dunia. "Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia." (Matius 24:27)

2. Kedatangan Kristus dapat dilihat oleh semua orang. "Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya." (Matius 24:30)

3. Kedatangan Kristus dapat didengar. "Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain." (Matius 24:31)

4. Kebangkitan orang percaya yang sudah mati akan terjadi. "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit." (1 Tesalonika 4:16)

5. Dalam satu peristiwa itu, orang percaya yang masih hidup ketika Kristus datang akan diambil bersama-sama dengan yang dibangkitkan dari kematian untuk berjumpa dengan Tuhan di udara. "Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan." (1 Tesalonika 4:17)


Tugas

Baca Materi dan kerjakan tugas yang ada

1. Jelaskan maksud dan tujuan surat 2 Tesalonika

2. Jelaskan arti doa menurut pemahaman anda!

Setelah itu, foto dan uploud lewat link yang disediakan




69 views0 comments

Recent Posts

See All

KITAB WAHYU

KITAB WAHYU 1. Wahyu Kitab Wahyu kepada Yohanes (singkatnya Kitab Wahyu) adalah kitab terakhir dalam kanon yang menutup sejarah...

SURAT IBRANI

SURAT IBRANI Ø Nama kitab Surat kepada Orang Ibrani adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen dan merupakan...

SURAT YUDAS

Ø Nama kitab Surat Yudas merupakan salah satu dari kumpulan surat rasuli yang terakhir pada bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab...

Comentarios


bottom of page