SURAT IBRANI
Ø Nama kitab
Surat kepada Orang Ibrani adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen dan merupakan sebuah tulisan teologi dari periode awal kekristenan yang disusun dengan kaidah bahasa Yunani yang baik. Sebagai surat, kitab ini tidak memiliki salam pembuka selayaknya surat-surat kiriman pada masa itu.
Ø Penulis
Penulis surat ini tidak mencantumkan namanya, sehingga tidak diketahui pasti. Pada abad-abad pertama kekristenan hingga Abad Pertengahan, surat Ibrani diyakini ditulis oleh Rasul Paulus, meskipun tidak dimulai dengan nama Paulus, seperti surat-surat Paulus lainnya. Pandangan ini kehilangan banyak pendukungnya, karena beberapa hal.
1. Pertama, gaya penulisan surat ini berbeda dengan gaya penulisan Rasul Paulus.
2. Kedua, ada keterangan di dalam surat ini yang menyebutkan bahwa si penulis adalah orang yang menerima perkataan Kristus dari orang lain (Ibrani 2:3), sementara Paulus sendiri mengaku sebagai saksi mata yang telah melihat Yesus dan dengan demikian memiliki status yang sama dengan rasul-rasul yang lain. Barnabas dan Apolos juga disebut-sebut sebagai penulis surat ini, namun pandangan ini tidak didukung cukup bukti
Ø Tujuan Surat
Frasa "kepada Orang Ibrani" pada perikop surat sama sekali tidak menjadi bukti bahwa surat Ibrani memang ditujukan untuk orang-orang Ibrani. Frasa ini dicantumkan oleh gereja mula-mula untuk menggambarkan isi surat yang berbicara banyak mengenai Kristus dan tradisi Yahudi. Pandangan yang diterima secara umum adalah Surat kepada Orang-orang Ibrani ditujukan untuk orang-orang Kristen di Italia (Ibrani 13:24) yang membutuhkan nasihat, bimbingan, dan penghiburan.
Ø Waktu Penulisan
Waktu penulisan surat ini, kesepakatan yang umum diterima adalah surat Ibrani ditulis sebelum tahun 100 Masehi.
Ø Muatan teologi
Penulis surat ini berusaha mendorong pembacanya supaya tetap percaya. Untuk itu ia menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Tuhan yang sempurna.
Ø Tiga perkara dikemukakan oleh penulis surat ini.
Pertama, Yesus adalah Anak Tuhan—Anak yang kekal. Anak Tuhan itu menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa melalui ketabahan-Nya untuk menderita. Sebagai Anak Tuhan, Yesus lebih tinggi dari nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Ia pun lebih tinggi dari malaikat atau Musa sendiri.
Kedua, Tuhan telah menyatakan Yesus sebagai imam abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam dalam Perjanjian Lama.
Ketiga, dengan perantaraan Yesus, orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari dosa dan dari ketakutan dan kematian. Sebagai Imam Agung, Yesus memberikan kepada manusia keselamatan sejati yang tidak dapat diberikan oleh upacara-upacara persembahan kurban dan upacara-upacara lainnya di dalam agama Yahudi. Upacara-upacara itu hanya dapat memberikan gambaran dari keselamatan sejati itu saja, lain tidak.
Dengan mengemukakan contoh-contoh iman dari tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah Israel (pasal 11), penulis surat ini menganjurkan para pembacanya supaya tetap setia. Di dalam pasal 12 ia mendorong mereka supaya terus setia sampai akhir, dengan hanya melihat pada Yesus. Ia mendorong mereka juga supaya tabah menderita dan tabah menanggung tekanan-tekanan dan penganiayaan terhadap diri mereka. Surat ini diakhiri dengan nasihat dan peringatan.
Melkisedek
Melkisedek dalam bahasa Ibrani Malki-tsedeq yang artinya rajaku atau raja kebenaran. Melkisedek adalah seorang raja di negeri Salem (atau disebut juga Yerusalem). Namanya disebut 12 kali dalam 12 ayat di Alkitab: 1 kali dalam Kejadian 14:17-24, 1 kali dalam Mazmur 110:4, dan 10 kali dalam surat Ibrani (pasal 5-7).
Dalam kitab Kejadian 14:17-24, diceritakan bahwa Melkisedek adalah seorang imam Allah yang Maha Tinggi. Sedangkan dalam Ibrani 7: 1-10, Melkisedek adalah:
· Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi (ayat 1)
· Ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia (ayat 1)
· Kepadanya Abraham memberikan sepersepuluh dari hasil jarahan yang diperoleh dari musuh-musuhnya (ayat 2)
· Imam yang tidak didasarkan pada keturunan ("Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah" ayat 3)
· Keimamannya tidak berawal dan berakhir ("harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan" ayat 3); keimamannya tetap abadi (tidak lahir dan tidak mati, "dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya" ayat 3);
· Keimamannya adalah sebuah kebenaran ("Menurut arti namanya Melkisedek) adalah pertama-tama raja kebenaran (ayat 2); dan
· Keimamannya bersifat damai ("dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera ; syalom; salem)" ayat 2).
Di dalam Mazmur 110:4, menyatakan "Melkisedek" yang akan datang kemudian sebagai seorang raja keturunan Daud yang ditetapkan dengan sumpah Allah menjadi imam untuk selama-lamanya. Latar belakang penetapan ini terdapat dalam hal penaklukan Yerusalem oleh Daud kira-kira tahun 1000 SM.
Berdasarkan hal itu Daud dan keturunannya menjadi ahli waris atas jabatan imam raja dari Melkisedek. Raja yang ditetapkan dengan cara demikian disebut oleh Yesus dan orang-orang sezaman-Nya sebagai Mesias, anak Daud (Markus 12:35).
Kesimpulan ini diambil oleh surat Ibrani, yang mengembangkan temanya tentang keimaman Tuhan Yesus di sorga berdasarkan Mazmur 110:4, dengan penjelasan dari Kejadian 14:17-24; di situ Melkisedek tampil dan menghilang tiba-tiba tanpa keterangan tentang kelahirannya atau kematiannya, asal nenek moyangnya atau keturunannya, dalam suatu cara yang menjelaskan bahwa kedudukannya lebih tinggi dari Abraham, dan tanpa disebut-sebut dari keimaman keturunan Harun sebagai keturunan Abraham. Maka dengan itu ditetapkan bahwa keimaman Kristus lebih tinggi dari keimaman Lewi pada zaman Perjanjian Lama (Ibrani 5:6-11; 6:20-7:28).
Dalam perspektif Yahudi, sosok Melkisedek atau raja Shalem merujuk kepada seorang Imam Besar yang menjabat di masa Abraham yakni Sem, putra Nuh.
Ibrani pasal 1 : Yesus Kristus Lebih Tinggi Pada pendahuluan ini para pembaca langsung diperhadapkan kepada pokok tentang kemuliaan Tuhan Yesus. Dalam bahasa aslinya, Yunani, Ibrani 1:1-4 merupakan satu kesatuan pernyataan yang menyatakan : "Anak Allah, yang akan memiliki segala sesuatu yang menyatakan diri Allah, dan menebus dosa manusia. Dalam diri Tuhan Yesus Kristus adalah pernyataan utama, yang lebih tinggi daripada para nabi dan Malaikat". Keimaman Kristus Menurut Peraturan Melkisedek
Melkisedek adalah sosok yang misterius di dalam Perjanjian Lama. Ia muncul secara mendadak di dalam kehidupan Abraham dan kemudian tidak disebut lagi sampai namanya muncul di dalam salah satu mazmur, sekitar seribu tahun kemudian. Musa memberikan tiga ayat (Kej. 14:18-20) dan Daud hanya memberikan satu ayat (Mzm. 110:4). Ini berarti hanya empat ayat di dalam dua perikop dari seluruh 39 kitab Perjanjian Lama.
Di dalam Perjanjian Baru, Melkisedek sering disebut di dalam Surat Ibrani. Terdapat tiga rujukan kepadanya di dalam Ibrani 5-6 (5:6, 10-11; 6:20). Ibrani 7 menjelaskan signifikansi Melkisedek di dalam Kejadian 14 dan Mazmur 110, dan memberikan kepada kita mungkin eksposisi yang paling penuh di dalam seluruh Perjanjian Baru untuk kedua perikop dari Perjanjian Lama tersebut. Ada yang menyebut Ibrani 7 yang berbicara mengenai keimaman Kristus menurut peraturan Melkisedek sebagai inti dari surat tersebut. Kita bisa membandingkan Ibrani 7 dengan pasal-pasal lain di dalam surat yang diilhamkan ini. Jika Ibrani 5 membahas natur keimaman Kristus dan Ibrani 9 menjelaskan fungsi dari keimaman Kristus, maka Ibrani 7 meninggikan keunggulan keimaman Kristus. Ia bukan imam biasa: Ia adalah iman untuk selamanya menurut peraturan Melkisedek.
Ibrani 7 menyentuh isu-isu kontemporer bagi orang-orang Kristen bukan-Yahudi maupun Yahudi.
Ø Pertama, Katolikisme Roma menggunakan roti dan anggur yang Melkisedek bawa kepada Abraham (Kej. 14:18) sebagai bukti bagi Misa mereka, yang merupakan pelayanan utama dari keimaman Katolikisme Roma.
Ø Kedua, Rekonstruksionisme Kristen berupaya menerapkan kembali hukum sipil Perjanjian Lama kepada bangsa-bangsa pada masa kini.
Ø Ketiga, premilenialisme mengajarkan kembalinya imam-imam menurut Harun dan persembahan korban berdarah selama pemerintahan Kristus di bumi selama seribu tahun yang dipahami secara harfiah. Tidak satu pun dari pandangan-pandangan ini yang didukung oleh Ibrani 7 mengenai keimaman Kristus menurut peraturan Melkisedek.
Ibrani 7 juga menolong orang percaya untuk lebih baik di dalam memahami Perjanjian Lama, yang merupakan kitab perjanjian yang lebih panjang dari kedua kitab perjanjian yang membentuk Firman Allah yang tertulis bagi kita ini. Pasal ini juga menyatakan kepada kita kemuliaan keimaman Kristus: keimaman yang unik, tidak dapat dipindahkan, dan untuk selamanya, satu keimaman menurut peraturan Melkisedek. Memahami dan memercayai keimaman Kristus yang mulia menurut peraturan Melkisedek akan membangun dan memberi penghiburan bagi anak Allah. “Sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan – tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah” (ay. 19).
Orang Yahudi berargumen bahwa korban-korban mereka dipersembahkan oleh para imam yang adalah keturunan Harun dari suku Lewi. Semua ini sesuai dengan Firman Allah, mulai dari Kitab Keluaran sampai Kitab Ulangan dan seluruh Kitab Suci. Para imam dan imam besar mengenakan pakaian yang indah, dan mereka memimpin perayaan-perayaan dan upacara-upacara yang menakjubkan.
Orang Yahudi memiliki argumen lain, berdasarkan perkataan Allah kepada Harun di dalam Bilangan 18:7: “Tetapi engkau ini beserta anak-anakmu harus memegang jabatanmu sebagai imam dalam segala hal yang berkenaan dengan mezbah dan dengan segala sesuatu yang ada di belakang tabir, dan kamu harus mengerjakannya; sebagai suatu jabatan pemberian Aku memberikan kepadamu jabatanmu sebagai imam itu; tetapi orang awam yang mendekat harus dihukum mati.” “Bukankah kalian orang Kristen mengklaim bahwa Yesus adalah keturunan Daud dan dengan begitu Ia berasal dari suku Yehuda (bdk. Ibr. 7:14)? Tetapi orang yang berasal dari suku Yehuda tidak bisa menjadi imam menurut Taurat Allah, dan orang yang mencoba menjadi imam ‘harus dihukum mati’ (Bil. 18:7)!”
Dosa-dosa mereka di dalam Alkitab!
Ø Harun membuat patung anak lembu emas (Kel. 32).
Ø Kedua putra tertuanya, Nadab dan Abihu, mempersembahkan api yang asing dan dihanguskan oleh Allah (Im. 10).
Ø Eli gagal untuk mendisiplinkan kedua putranya secara efektif (1Sam. 2-3).
Ø Kedua imam ini, Hofni dan Pinehas, telah berbuat keji di kemah suci, menindas orang banyak dan mencuri dari persembahan-persembahan untuk Allah (1Sam. 2-3).
Ø Berulang kali para imam menyembah berhala, khususnya pada masa Raja Ahas dan Raja Manasye, dan menolak para nabi Allah yang sejati. Yang terakhir, Kayafas, sang imam besar, dengan para imam-imam kepala, menghakimi Yesus dan memastikan Ia disalibkan. Kemudian mereka menganiaya gereja rasuli.
Orang Yahudi tidak berpegang kepada keimaman mereka dengan setia. Sebaliknya, mereka sering mengikuti dosa-dosa para imam dan mereka “menyukai yang demikian” (Yer. 5:31). Sejak masa Yerobeam, kesepuluh suku telah menolak keimaman Harun (1Raj. 12:26-33). Bahkan Yehuda tidak selalu membayar persepuluhan kepada para imam dan orang Lewi (Neh. 13:10-11; Mal. 3:7-9). Selama pengembaraan di padang gurun, orang Israel sering bersungut-sungut terhadap Musa dan Harun, imam besar mereka yang pertama.
Dalam salah satu peristiwa yang buruk, mereka mengklaim bahwa putra-putra Lewi telah “berbuat terlalu berlebihan” bagi diri mereka sendiri (Bil. 16:7, KJV). Bilangan 16-17 mencatat bagaimana Allah menumpas pemberontakan mereka yang jahat terhadap kaum Harun.
Sebagai imam dari “Allah Yang Mahatinggi,” Melkisedek mempersembahkan korban-korban kepada Yang Mahakuasa dan berdoa kepada-Nya untuk orang-orang yang ia layani. Yesus Kristus adalah korban agung kita sekaligus Juru Syafaat kita di hadapan Allah Tritunggal. Melkisedek sang imam memberkati Abraham (Kej. 14:19; Ibr. 7:1). Ini adalah pekerjaan sesuai jabatan keimaman (bdk. Bil. 6:22-27).
Melkisedek menerima persepuluhan dari Abraham (Kej. 14:20; Ibr. 7:2). Ini adalah bagian dari pekerjaan sesuai jabatan keimamannya dan ia kemudian mempersembahkan binatang yang merupakan bagian dari persepuluhan itu sebagai korban.
Di dalam Abraham, semua persepuluhan dan persembahan dari anak-anaknya di dalam zaman Perjanjian Lama, termasuk dari suku Lewi, dibayarkan kepada Melkisedek, karena mereka semua ada di dalam tubuh bapa mereka Abraham (ay. 9-10). Persembahan-persembahan adalah bagian dari penyembahan kita saat ini karena persembahan-persembahan adalah bagian dari penyembahan kita kepada Yesus Kristus, imam kita menurut peraturan Melkisedek, yang telah mati bagi dosa-dosa kita.
Roh Kudus juga mengajarkan bahwa Melkisedek adalah tipe dari Kristus bahkan di dalam nama dan tempat pelayanannya (Kej. 14:18; Ibr. 7:1-2). Melkisedek terbentuk dari dua kata Ibrani yang berarti “raja” dan “kebenaran,” dan Yesus Kristus adalah raja kita yang benar secara tidak terbatas, memerintah atas gereja-Nya dan atas orang-orang fasik dengan keadilan yang sempurna (Ibr. 7:2). Sebagaimana ditipifikasikan oleh Melkisedek, sang Raja Salem, kata yang berarti “damai sejahtera,” Tuhan kita adalah Sang Raja Damai, karena telah memperoleh damai sejahtera dengan darah-Nya di atas salib dan mengaruniakannya kepada kita melalui Roh-Nya (ay. 2).
Baca materi untuk di pelajari
Comentários