Ø Nama kitab
Surat Yudas merupakan salah satu dari kumpulan surat rasuli yang terakhir pada bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Surat ini ditulis untuk memperingatkan para pembacanya supaya waspada terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya Kristen. Dalam surat yang pendek ini, yang isinya mirip dengan surat Petrus yang kedua, penulis memberi dorongan kepada para pembacanya supaya terus berjuang untuk iman.
Ø Penulis
Di awal surat ini tertera nama penulisnya: "Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus".Ada sejumlah nama Yudas yang lain dalam Alkitab bagian Perjanjian Baru, kebanyakan percaya bahwa Yudas, saudara Yesus merupakan penulis surat Yudas, meskipun dalam keseluruhan surat Yudas, tidak pernah disinggung mengenai relasi khusus dengan Yesus, selain sebagai "hamba Yesus Kristus." Dengan demikian, Yakobus yang dimaksudkan adalah Yakobus, saudara lain dari Yesus Kristus yang tertera namanya dalam Yakobus 1:1 sebagai penulis surat Yakobus dan merupakan kepala jemaat perdana di Yerusalem, tetapi bukan rasul Yakobus anak Zebedeus.
Ø Waktu Penulisan
Surat Yudas ditulis dalam jangka waktu antara penulisan Surat Yakobus dan penulisan Surat 2 Petrus. Surat Yakobus diperkirakan ditulis sebelum tahun 62 Masehi, karena Yakobus meninggal sebagai marti pada tahun itu, sedangkan rasul Petrus diduga meninggal sebagai martir tahun 64-67 Masehi. Jadi disimpulkan surat Yudas ini ditulis antara tahun 62-67 Masehi.
Ø Konteks Penerima
Di awal surat tertulis "kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus." Jelas bahwa surat ini ditujukan secara khusus kepada sekelompok murid-murid Yesus yang "terpanggil", "dikasihi" dan "dipelihara", bukan kepada orang luar.
Ø Muatan Teologi
Dalam surat Yudas, terdapat penekanan terhadap tema penghakiman.[10] Yudas mengutip perkataan Henokh yang mengatakan bahwa Tuhan akan melaksanakan penghakiman pada hari kedatangannya (Yudas 1:14-15). Ia berbicara tentang malaikat-malaikat yang tidak taat yang ditahan olehnya dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar (Yudas 1:6). Kehancuran Sodom dan Gomora dikutip sebagai contoh dari hukuman siksaan api kekal (Yudas 1:7).
Pada ayat 12, Yudas menyebut guru-guru palsu itu adalah "noda = batu karang tersembunyi di bawah permukaan laut yang berbahaya) dalam perjamuan kasihmu." Metafora pertama ini digunakan Yudas untuk memperingatkan bahaya yang mengancam di bawah permukaan air, yang dapat menenggelamkan kapal yang mengira berlayar di perairan yang aman. Pada ayat 13 ia berbicara mengenai “ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri", yaitu gambaran jelas tentang kejijikan yang dibawa mereka. Kiasan terakhir adalah "bagaikan bintang-bintang (yang berpindah)" sehingga bukanlah penuntun yang terpercaya bagi para pelaut untuk mengetahui posisi mereka yang tepat. Jadi, dalam ketiga kiasan kelautan ini, para guru palsu adalah berbahaya, tidak bermoral (menjijikkan), dan tidak dapat dipercaya sebagai pemimpin. Yudas juga menggunakan kiasan yang berhubungan dengan pertanian, tetapi analogi ini tidaklah unik karena juga dipakai pada sumber-sumber Perjanjian Lama maupun sastra Yahudi lain. Dari kiasan-kiasan kelautan ini dapat disimpulkan bahwa Yudas menulis kepada suatu jemaat yang berlokasi di dekat pantai Laut Tengah, antara lain mungkin kota Efesus.
Ø Tujuan
Surat Yudas menjadi surat yang penting bagi kita karena dituliskan untuk akhir jaman, menjelang berakhirnya era Gereja. Era Gereja dimulai pada jaman Pentakosta.
Surat ini menjadi satu-satunya yang membahas kemurtadan. Yudas menyatakan Iblis berada di balik semua kemurtadan. Dia menyerukan kita berjuang untuk mempertahankan iman, karena memang ada lalang di antara gandum. Nabi-nabi palsu menyusup ke dalam gereja dan para orang kudus berada dalam bahaya. Isi surat ini pendek, tetapi sangat penting untuk dipelajari, terutama untuk orang Kristen hari ini.
Ayat Kunci:
Yudas 1:3 Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
Yudas 1:17-19 Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.
Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu:
"Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka."
Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.
Yudas 1:24-25 Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.Menurut ayat 3, Yudas tadinya berniat menuliskan tentang topik keselamatan, namun ia mengubah topiknya menjadi perjuangan mempertahankan iman. Iman ini tertanam dalam tubuh Kristus yang diajarkan Yesus sendiri, yang kemudian diteruskan para Rasul. Setelah Yudas mengingatkan soal guru-guru palsu (ayat 4-16), ia menasihati kita supaya bisa menang dalam peperangan rohani (ayat 20-21). Hikmat inilah yang bisa kita pelajari dan kerjakan untuk menghadapi akhir jaman. Hubungan: Surat ini berisikan banyak rujukan dari Perjanjian Lama, termasuk dari kitab Keluaran (ayat 5); pemberontakan Setan (ayat 6); Sodom dan Gomorah (ayat 7); kematian Musa (ayat 9); Kain (ayat 11); Bileam dan Korah (ayat 11); Henokh (ayat 14, 15); dan Adam (ayat 14). Yudas menggunakan ilustrasi sejarah yang sudah banyak dikenal seperti Sodom dan Gomorah, Kain, Bileam, dan Korah untuk mengingatkan orang Kristen-Yahudi tentang pentingnya iman sejati dan kepatuhan. Surat pendek ini bisa memperlengkapi kita untuk menghadapi tantangan akhir jaman. Orang Kristen di jaman ini harus sangat waspada terhadap doktrin palsu, yang dengan gampang membuat kita tertipu jika tidak memahami Firman Tuhan dengan baik. Kita harus memahami Injil—untuk melindungi dan menjaganya—dan untuk menerima keilahian Kristus, yang dibuktikan melalui perubahan dalam hidup kita. Iman yang menyelamatkan selalu menyatakan perilaku Kristus dalam keseharian kita. Hidup di dalam Kristus hendaknya harus diikuti dengan pemahaman mengenai FirmanNya dalam hati kita, yang didasari otoritas dari Allah Pencipta dan Bapa yang telah memberi iman untuk diterapkan. Kita harus memiliki hubungan pribadi denganNya, sehingga kita bisa mengenali suaraNya dan tidak akan tertarik mengikuti ajaran guru palsu.
Tugas
Baca materi dan buatlah rangkuman untuk dipelajari
Comments