top of page
oniimeldanahas

PERTEMUAN 7. Surat 2 Timotius

1. Nasehat untuk bertekun

Tekun artinya rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh: bertekun artinya sungguh-sungguh (bekerja, belajar, berusaha, dan sebagainya): dalam menghadapi ujian, ia ~ belajar; 2 tetap berpegang teguh pada (adat dan sebagainya): selama masih ~ pada adat lama, orang akan sukar mendapat kemajuan; menekuni artinya mengerjakan (mempelajari dan sebagainya) dengan tekun; Ada beberapa hal yang harus dilakukan terkait dengan hidup dalam ketekunan, yaitu: 1. Kita harus tekun dalam berbuat baik. Hal pertama yang harus kita lakukan terkait dengan hidup dalam ketekunan ialah kita harus tekun berbuat baik. Rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan kita harus tekun dalam berbuat baik menulis kepada orang Kristen yang ada di kota Teslonika, demikian: "Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik" - 2 Teselonika 3:13. 2. Kita harus tekun dalam iman. Tekun dalam iman yang dimaksudkan di sini ialah supaya kita selalu memelihara hidup beriman kita kepada Tuhan dan mengalami pengalaman iman dalam kehidupan tiap-tiap hari. Dokter Lukas menulis terkait dengan tekun dalam iman, demikian: "Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasehati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara" - Kisah Para Rasul 14:22. Kita bertekun dalam iman karena sesungguhnya kita selalu dihadapkan dengan beragam penderitaan yang bisa saja melemahkan iman kita. Itulah sebabnya kita harus bertekun di dalam iman. Lebih lanjut rasul Paulus menulis terkait dengan tekun dalam iman, demikian: "Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya" - Kolose 1:23. 3. Kita harus tekun untuk teguh berpegang pada kepercayaan. hidup dalam ketekunan ialah kita harus tekun untuk berpegang pada kepercayaan kita yaitu kepada Tuhan Yesus Kristus. "Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan" - Ibrani 3:6. Secara umum, tekun dalam iman berarti rajin dan sungguh-sungguh dalam mempercayai keyakinan dan ketetapan hati. Seseorang yang bertekun dalam iman, ia tidak mudah dipengaruhi atau digoyahkan oleh sesuatu yang menimpanya. Ia juga tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh gelombang persoalan, tetapi tetap teguh dalam imannya kepada Yesus Kristus, Tuhan kita.

2. Panggilan untuk ikut menderita

yang dimaksud Paulus dengan Panggilan untuk ikut menderita, yaitu sebuah panggilan untuk ikut menderita bagi Injil Kristus Yesus, menderita karena menyampaikan kebenaran, menjadi saksi tentang hidup dalam iman kepada Kristus Yesus. ... Karena menderita untuk Injil adalah penderitaan yang membawa kepada keselamatan.Penyebab penderitaan itu ada bermacam-macam: Ada penderitaan oleh karena dosa kita; penderitaan oleh karena kelalaian kita.

cara untuk ikut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus; setidak-tidaknya ada tiga cara :

· Menyangkal diri,

Apa yang dimaksud dengan menyangkal diri? Menyangkal diri bukan berarti kita melepas semua identitas pribadi kita, tetapi ketika kita mau mengikut Tuhan maka sebagai manusia yang berdosa ada banyak kelemahan kita, keegoisan kita, kedagingan kita, si aku kita yang lama, segala kebanggan pribadi kita, inilah yang perlu disangkal

· pikul salib dan

Salib adalah beban dan tanggung jawab yang harus kita pikul sebagai seorang pengikut Kristus. Setiap orang yang mengikut kristus pastilah merasakan beban salib-nya masing-masing, sebab salib utamanya telah dipikul oleh Tuhan Yesus. Setiap kita harus mampu memikul salibnya masing-masing sebagai akibat pengakuan percaya kepada Yesus

· mengikut Tuhan dengan setia.

Kata setia sampai mati tsb sebenarnya merupakan contoh teladan dari Tuhan Yesus sendiri (Yoh.4:34;17:4;19:30). Begitu banyak para martir yang mati demi iman mereka kepada Yesus. Dimulai dengan Stefanus yang dirajam dengan batu….

3. Waspada terhadap ajaran sesat

Ajaran sesat atau Aliran sesat, Heresi menurut Oxford English Dictionary, adalah "pandangan atau doktrin teologis atau keagamaan yang dianggap berlawanan atau bertentangan dengan keyakinan, atau sistem keagamaan manapun, yang dianggap ortodoks atau ajaran yang benar. Dalam pengertian ini, ajaran sesat adalah pandangan atau doktrin dalam filsafat, politik, ilmu, seni, dll., yang berbeda dengan apa yang umumnya diakui sebagai yang berwibawa."

Ajaran-ajaran yang dianggap sesat

Berikut ajaran-ajaran yang dianggap sesat yang saat ini pengikutnya sudah tidak ada/hampir tidak ada dan pendiri ajaran tersbut:

Gnostisisme (bahasa Yunani: pengetahuan) merujuk pada bermacam-macam gerakan keagamaan yang beraliran sinkretisme pada zaman dahulu kala. Gerakan ini mencampurkan berbagai ajaran agama, yang biasanya pada intinya mengajarkan bahwa manusia pada dasarnya adalah jiwa yang terperangkap di dalam alam semesta yang diciptakan oleh tuhan yang tidak sempurna. Secara umum dapat dikatakan Gnostisisme adalah agama dualistik, yang dipengaruhi dan memengaruhi filosofi Yunani, Yudaisme, dan Kekristenan.

Marsionisme adalah ajaran yang dianggap sesat oleh Gereja-gereja resmi pada Abad kedua, didirikan oleh seseorang yang bernama Marsion atau Marcion. Ajarannya yang paling ditentang oleh banyak tokoh pada waktu itu adalah mengenai pemisahan Allah Perjanjian Lama dan Allah Perjanjian Baru

Allah Perjanjian Lama, menurutnya Allah yang adil, kurang sempurna, kejam dan tidak berpengasihan, gemar menghukum dengan Hukum Taurat yang diturunkan kepada Musa. Ajarannya lebih mirip pada Teologi Kristen tentang Gnostisisme.

Baginya, hukum-hukum yang terdapat dalam Perjanjian Lama terlalu berat untuk dilaksanakan manusia. Dialah Allah yang berkata, "Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu";mata ganti mata, gigi ganti gigi.".

Sedangkan Allah Perjanjian Baru adalah Allah yang baik, mahamurah, penyayang yang tampak dalam diri Yesus. Allah Perjanjian Baru ini diperkenalkan oleh Yesus Kristus, yang mengutus-Nya untuk menyelamatkan manusia dan menebus dosa-dosanya dengan membawa Injil tentang cinta kasih kepada manusia.

Montanisme adalah sebuah gerakan sektarian Kristen perdana pada pertengahan abad ke-2 Masehi, yang dinamai seturut pendirinya Montanus. Gerakan ini berkembang umumnya di daerah Frigia dan sekitarnya; di sini sebelumnya pengikutnya disebut Katafrigia. Namun gerakan ini merebak cepat ke wilayah-wilayah lain di Kekaisaran Romawi, dan pada suatu masa sebelum agama Kristen ditolerir atau dianggap legal.

Arianisme adalah doktrin Kristologi nontrinitarian yang berpendirian bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah, yang diperanakkan Allah Bapa, dan berbeda dari Allah Bapa sehingga lebih rendah daripada Allah, dan bahwa Putra Allah juga adalah Allah Putra tetapi tidak sama kekalnya dengan Allah Bapa. Teologi Arian mula-mula dianggap berasal dari Arius (ca. 256–336 M), seorang presbiter di kota Aleksandria, Mesir. Istilah kaum Arian berasal dari nama Arius, dan (sama seperti istilah orang Kristen) bukan sebutan yang mereka gunakan untuk menyebut diri sendiri, melainkan sebutan dari orang-luar. Ajaran-ajaran Arius dan para pendukungnya mengenai kodrat Tritunggal dan kodrat Kristus pada hakikatnya bertentangan dengan pandangan-pandangan teologis yang dianut umat Kristen Homoousian. Konsep Kristus Arian didasarkan atas keyakinan bahwa Putra Allah tidak senantiasa ada, tetapi diperanakkan di dalam waktu oleh Allah Bapa, dan oleh karena itu Yesus tidak sama kekalnya dengan Allah Bapa.




4. Iman bertumbuh dalam penganiayaan dan pembacaan kitab suci

Kata pertumbuhan berasal dari kata ‘tumbuh’ yang artinya ‘hidup’ dan ‘bertumbuh sempurna’. Pertumbuhan juga diartikan untuk menyatakan sesuatu keadaan kemajuan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata pertumbuhan berasal dari kata ‘tumbuh’ yang artinya ‘bertunas, menjadi tanaman baru, beranjak dewasa, menjadi tumbuh besar.’[1]

Secara etimologi Iman (bahasa Yunani: πίστιν– pisti) adalah rasa percaya kepada Tuhan. Iman sering dimaknai “percaya” (kata sifat) dan tidak jarang juga diartikan sebagai kepercayaan (kata benda).

Arti kata ‘Iman’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kepercayaan terhadap Tuhan. Seseorang yang memiliki ketetapan hati dalam kepercayaan kepada Allah. Iman kepada Allah berarti iman kepada FirmanNya. kata Iman (Faith) memiliki arti sebagai suatu kebenaran yang objektif, yang diwahyukan yang dipercaya (Fides qual) atau penyerahan diri secara pribadi kepada Allah (Fidesque).

Pengertian iman dalam Perjanjian Lama, yakni: Perkataan ‘iman’ dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Ibrani ‘aman’ yang dapat diterjemahkan dengan ‘firmness’ atau keteguhan, kekokohan dan ketetapan.

Dalam Perjanjian Baru, perkataan yang dipergunakan menerangkan ‘iman’ atau ‘kepercayaan’ adalah ‘pistis’ (bahasa Yunani), berasal dari kata Pisteno, yang artinya ‘saya percaya’ atau ‘saya mempercayai’

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Dasar keyakinan ini adalah Firman Allah (Ibrani 11:1). Dalam Ibrani 11:1 dikatakan: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Iman mengandung unsur ilahi dan kemanusiaan. Iman adalah karunia Allah dan juga tindakan manusia. Dasar iman adalah Firman Allah (Roma 4: 20-21). Tujuan iman adalah iman kepada Yesus Kristus. Iman yang menyelamatkan adalah iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat.

Dasar – Dasar Pertumbuhan Iman

Yang dimaksud dengan ‘dasar-dasar iman’ disini adalah cara-cara yang dapat menumbuhkan / menguatkan iman. Menurut Ichwei G. Indra, dalam Alkitab sedikitnya terdapat 7 cara yang dapat menguatkan iman, yakni:.

1. Ucapan syukur kepada Allah (Mzm 50:23)

Salah satu cara untuk dapat menguatkan iman adalah dengan menaikkan pujian dan menyampaikan ucapan syukur kepada Allah.

2. Mengakui Dosa Kepada Allah (Mzm.32:3, 5)

Ketika Daud memberitahukan dosa dan salahnya kepada Allah, ia bukan hanya beroleh pengampunan dosa, tetapi imannya juga dikuatkan.

3. Berdoa Kepada Allah (Yes.40:31)

Berdoa adalah hal yang paling penting, apalagi saat menantikan Tuhan dengan tenang dan teratur didalam doa. Tanpa berdoa, iman tidak akan ada.

4. Berpegang pada Firman Allah (Roma 10:17)

Iman timbul dari pendengaran, jika menginginkan iman tumbuh dan dikuatkan, renungkanlah dan berpeganglah selalu pada Firman Allah.

5. Gunakanlah Iman (Mat.25:29)

Iman harus digunakan, maka kehidupan akan berkemenangan setiap hari.

6. Saksikanlah Iman (Rm.10:10)

Maksudnya adalah kesaksian tentang apa yang telah dilakukan Allah.

7. Layanilah dengan Iman (Yak.2L:17)

Bekerja terus dan melayani Tuhan dan sesama dengan bersandar kepada pimpinan Roh kudus yang senantiasa memberikan kekuatan iman.


· Pertumbuhan Iman

Pertumbuhan iman adalah suatu proses dimana seseorang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya (Yohanes 1:12), diberi kuasa jadi anak Allah, lalu rindu mendengar, menerima dan memahami kebenaran Firman Allah dalam hidupnya setiap hari (1 Korintus 10:17), selanjutnya di dalam diri orang tersebut, kebenaran Firman Tuhan mengakar dan bertumbuh hingga dapat menghasilkan buah yang sesuai dengan kehendak Allah (Matius 3:8).

beberapa cara untuk menumbuhkan iman agar dapat terus hidup dalam Yesus Kristus dan bahkan berbuah sesuai dengan yang diharapkan-Nya, yakni sebagai berikut:

1. Berdoa

Martin Luther menyebut doa adalah nafas hidup orang percaya. Dalam doa dapat menyampaikan pengakuan akan kuasa dan kemuliaan serta kekudusan Tuhan, pergumulan sebagai orang beriman, dan juga memohon pengampunan dosa kepadaNya.

2. Membaca Firman Tuhan.

Manusia mengenal Allah yang menyatakan diriNya dalam sejarah keselamatan melalui Firman dan karyaNya. KaryaNya dinyatakan melalui para nabi dan utusannya, dan dikumpulkan dalam Alkitab. Membaca Alkitab adalah upaya dalam mengenal Allah, menggali yang kehendak Allah.

3. Beribadah. Ibadah adalah pengabdian hidup dan pelayanan terhadap Tuhan dan sesama. Ibadah adalah aktivitas hidup beriman. Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Tuhan.

4. Panggilan untuk ikut melayani

Panggilan yang dimaksud adalah panggilan yang didasarkan atas sebuah keyakinan bahwa panggilan itu datangnya dari Tuhan, ketika seseorang meresponi panggilan Tuhan, dengan mempersembahkan diri dan seluruh hidup bagi pelayanan pekerjaan Tuhan karena tiada pengalaman yang lebih mulia bagi seorang pelayan yang terpanggil dalam perjumpaannya dengan Allah.

Panggilan kepada pelayanan merupakan suatu panggilan yang menghasilkan gambaran tentang kehormatan dan pengabdian kepada maksud dan tujuan Allah.


Tugas

baca materi dan buat materi untuk dipelajari. kirim lewat WA guru Mapel

56 views0 comments

Recent Posts

See All

KITAB WAHYU

KITAB WAHYU 1. Wahyu Kitab Wahyu kepada Yohanes (singkatnya Kitab Wahyu) adalah kitab terakhir dalam kanon yang menutup sejarah...

SURAT IBRANI

SURAT IBRANI Ø Nama kitab Surat kepada Orang Ibrani adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen dan merupakan...

SURAT YUDAS

Ø Nama kitab Surat Yudas merupakan salah satu dari kumpulan surat rasuli yang terakhir pada bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab...

Comments


bottom of page