Nama
Surat Yudas merupakan salah satu dari kumpulan surat rasuli yang terakhir pada bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Surat ini ditulis untuk memperingatkan para pembacanya supaya waspada terhadap guru-guru palsu yang menyebut dirinya Kristen. Dalam surat yang pendek ini, yang isinya mirip dengan surat Petrus yang kedua, penulis memberi dorongan kepada para pembacanya supaya terus berjuang untuk iman. Surat Yudas hanya terdiri dari 1 pasal, yang dibagi atas 25 ayat.
Penulis
Di awal surat ini tertera nama penulisnya: "Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus. Ada sejumlah nama Yudas yang lain dalam Alkitab bagian Perjanjian Baru, kebanyakan percaya bahwa Yudas, saudara Yesus merupakan penulis surat Yudas, meskipun dalam keseluruhan surat Yudas, tidak pernah disinggung mengenai relasi khusus dengan Yesus, selain sebagai "hamba Yesus Kristus. Dengan demikian, Yakobus yang dimaksudkan adalah Yakobus, saudara lain dari Yesus Kristus yang tertera namanya dalam Yakobus 1:1 sebagai penulis surat Yakobus dan merupakan kepala jemaat perdana di Yerusalem, tetapi bukan rasul Yakobus anak Zebedeus.
Tahun penulisan
Surat Yudas ditulis dalam jangka waktu antara penulisan Surat Yakobus dan penulisan Surat 2 Petrus. Surat Yakobus diperkirakan ditulis sebelum tahun 62 Masehi, karena Yakobus mati syahid pada tahun itu[1] sedangkan rasul Petrus diduga mati syahid tahun 64-67 Masehi. Jadi disimpulkan surat Yudas ini ditulis antara tahun 62-67 Masehi
Penerima
Di awal surat tertulis "kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus. Jelas bahwa surat ini ditujukan secara khusus kepada sekelompok murid-murid Yesus yang "terpanggil", "dikasihi" dan "dipelihara", bukan kepada orang luar.
Hukuman Untuk Guru-Guru Palsu
Dalam surat Yudas, terdapat penekanan terhadap tema penghakiman. Yudas mengutip perkataan Henokh yang mengatakan bahwa Tuhan akan melaksanakan penghakiman pada hari kedatangannya (Yudas 1:14-15). Ia berbicara tentang malaikat-malaikat yang tidak taat yang ditahan olehnya dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar (Yudas 1:6). Kehancuran Sodom dan Gomora dikutip sebagai contoh dari hukuman siksaan api kekal (Yudas 1:7).
Karakteristik Guru Palsu
· Menodai tubuh mereka dengan tindakan tak bermoral (ayat 8)
· Meremehkan wewenang dan berbicara jahat tentang yang mulia (ayat 8)d
· Berbicara jahat tentang hal-hal yang tidak mereka pahami (ayat 10)
· Merusak diri mereka dengan hidup menurut pengetahuan badani [naluri] yang mereka miliki (ayat 10)
· Bertindak dengan cara-cara yang fasik (ayat 15)
· Mengucapkan kata-kata kasar menentang Allah (ayat 15)
· Menggerutu dan mengeluh (ayat 16)
· Mengikuti dan menindaki nafsu mereka (ayat 16)
· Mengungkapkan kekaguman bagi orang lain demi keuntungan pribadi (ayat 16)
· Mengejek Gereja Tuhan dan standar-standarnya (ayat 18)
· Memisahkan diri dari orang-orang percaya (ayat 19)
· Berpikir dan bertindak dengan cara-cara berhawa nafsu (ayat 19)
· Tidak memiliki Roh (ayat 19)
Kitab Yudas dan 2 Petrus 2: 1 -3: 7 sangatlah mirip Gagasan yang sama diulang untuk menekankan perlunya kebangunan Dan pembaharuan untuk menolak ajaran dari guru-guru palsu
· Mereka membawa ajaran sesat yang merusak.
· Mereka merendahkan otoritas Mereka adalah budak kebinasaan
· Mereka menyelewengkan anugerah Allah dengan amoralitas
· Mereka menyangkal Yesus Kristus sebagai satu -satunya Raja dan Tuhan.
· Mereka mencemari tubuh mereka sendiri.
· Mereka mengucapkan kata -kata hampa.
· Mereka memfitnah orang lain.
Ciri-Ciri Nabi Palsu
1. Menggunakan sumber selain Alkitab
2. Pesan yang berbeda dari Firman Tuhan
3. Pengajaran dan gaya hidupnya tidak selaras
4. Arogan
5. Berbeda sudut pandang
6. Menghasilkan dampak yang tidak kekal
Nasehat-Nasehat Untuk Meneguhkan Iman (Ayat 17-23)
Kitab Yudas menasihatkan agar kita hidup meneguhkan iman. Ingat akan peringatan yang Tuhan Yesus sudah berikan bahwa menjelang akhir zaman, akan ada orang-orang yang hidupnya menjadi provokator agar kita jatuh dalam dosa. Karenanya, kita harus waspada. Menarik bahwa sikap waspada kita yang diajarkan oleh Yudas bukanlah waspada dengan doa-doa pribadi, menjauhkan diri dari orang-orang yang dapat merusak, dan mengasingkan diri dari dunia. Justru,upaya untuk memelihara iman adalah dengan hadir di hadapan orang-orang lain. Menunjukkan belas kasihan kepada sesama, dan memelihara agar orang lain jangan binasa. Berturut-turut, Yudas menekankan ‘tunjukkanlah belas kasihan.’
Menghadapi kondisi akhir zaman ini, Yudas berpesan demikian (Yudas 1:20-23)
1. Membangun diri sendiri diatas dasar iman yang paling suci
2. Berdoa dalam Roh Kudus
3. Tunjukanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu
4. Selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api
Tugas
Mencatat materi yang ada untuk dipelajari,setelah itu foto dan kirim melalui website sekolah atau melalui WA guru mata pelajaran
Minggu depan Ulangan Harian I
Tuhan Yesus Memberkati
Comentarios