Nama
surat Yohanes yang Pertama (disingkat Surat 1 Yohanes) adalah salah satu surat yang terdapat di dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang merupakan sebuah surat yang dikirim dan diedarkan kepada kelompok lain, di mana tulisan itu berupa sebuah wejangan untuk membina iman yang sejati. Sebetulnya 1 Yohanes tidak benar-benar berupa surat, karena nama penulis, nama si teralamat dan ciri-ciri lazim dalam sebuah surat pada zaman kuno tidak ada.[1] Hal ini dapat terlihat dalam 1 Yohanes 2:1, pembaca langsung disapa dengan "anak-anak" dan "yang terkasih".
Penulis
Surat Yohanes yang pertama ditulis oleh Yohanes sang Penginjil ketika berada di Efesus sekitar tahun 100 M. Orang yang paling awal mengutip isi surat ini adalah Bapa Gereja Polikarpus yang merupakan uskup dari Smirna. Polikarpus sendiri menjadi Kristen karena pemberitaan dari para rasul yang kemudian menahbiskannya menjadi uskup
Sifat dan Maksud
Secara umum, surat Yohanes yang pertama banyak mengikuti kebiasaan Yahudi di Asia Kecil. Dalam tulisan surat 1 Yohanes, terdapat permasalahan yaitu adanya peperangan melawan bidat.[5] Maksud dari penulisan surat ini adalah untuk melawan ajaran sesat yaitu Gnostikisme,terutama Doketisme. Ciri utama ajaran sesat yang dilawan adalah penyangkalan bahwa Yesus adalah Kristus
Waktu Penulisan
Surat ini diyakini ditulis antara tahun 60-65. Pendapat lain memberi perkiraan tahun 90-100
Ayat-ayat terkenal
· 1 Yohanes 1:9: Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
· 1 Yohanes 3:16: Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
· 1 Yohanes 4:7-8: Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. (4:8) Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
· 1 Yohanes 5:6: Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.
· 1 Yohanes 5:7-8: Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. (5:8) Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Muatan Teologi
Kristologis
Secara positif surat ini menyatakan peran Kristus dalam seluruh rangkaian karya penyelamatan Allah dan bagaimana orang-orang beriman dapat bersekutu dengan Yesus dan Allah Bapa. Penulis surat ini memberi kesaksian bahwa Kristus adalah Firman hidup (1:1), Anak Tunggal Allah (1:3, 7; 3:23; 4:9, 14), yang berasal dari Allah (4:1-3), yang Kudus (2: 20), pengantara Bapa (2:1), pendamaian bagi dosa-dosa kita (2:2; 3:5; 4:10,14), penyata Allah Bapa (1:2; 5:20).
Kehidupan Umat Allah
Umat Allah harus berusaha bersekutu dengan Kristus dan dengan demikian juga bersekutu dengan Allah. Maksud bersekutu disini adalah berada dalam hubungan yang erat dan benar dengan Allah. Orang beriman dipanggil agar tidak mengasihi dunia ini, tidak berjalan dalam kegelapan, tidak menuruti keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup, sebab semua itu tidak berasal dari Allah (2:15-16). Sebaliknya, kita dipanggil untuk mengikuti terang dan kebenaran karena dengan berbuat demikian, orang percaya boleh disebut sebgai orang-orang yang lahir dari padanya (2:29).
Allah
Surat 1 Yohanes menyatakan bahwa Allah adalah kasih. Kasih Allah adalah dasar dari semua kebenaran. Kita diperintahkan untuk mengasihi Allah karena Allah lebih dahulu mengasihi kita, dengan jalan mengutus Yesus Kristus agar menjadi pendamaian bagi dosa-dosa manusia (4:9-10). Kasih itu berasal dari Allah, jadi untuk mengenal Allah, manusia harus mengasihi Allah dan saling mengasihi satu sama lain (4:7-8).
Isi
· Prakata 1:1-4
· Persekutuan dengan Allah 1:5--2:6
· Perintah Baru 2:7-17
· Orang Kristen dan antikristus 2:18-27
· Anak-anak Allah 2:28-3:10
· Kasihilah sesama 3:11-18
· Keyakinan 3:19-24
· Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan 4:1-6
· Allah adalah kasih 4:7-21
· Kemenangan iman 5:1-5
· Kesaksian tentang Anak Allah 5:6-12
· Pengetahuan akan hidup yang kekal 5;13-21
Surat Yohanes yang Kedua
Surat Yohanes yang Kedua (disingkat Surat 2 Yohanes) adalah salah satu surat yang terdapat di dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang ditujukan pada sebuah jemaat untuk memberikan beberapa petunjuk mengenai sikap yang harus diambil oleh jemaat-jemaat Kristen terhadap orang-orang yang diketahui telah menyebarkan ajaran yang menyesatkan.[1] Surat ini ditulis oleh "pemimpin jemaat" (Rasul Yohanes) kepada "Ibu yang dipilih oleh Tuhan" dan kepada anak-anaknya yang dicintai. Mungkin yang dimaksud dengan "Ibu dan anak-anaknya" ialah sebuah jemaat dan anggota-anggotanya
Penulis
Penulis surat 2 Yohanes dan 3 Yohanes adalah orang yang sama
Ia memperkenalkan dirinya sebagai seorang "Penatua" (2 Yohanes 1; 3 Yohanes 1). Gelar penatua merupakan sebuah gelar kehormatan yang mengandung kewibaan penulis. Gelar penatua juga bukan merupakan gelar petugas/pejabat jemaat seperti dalam surat-surat pastoral. Penatua adalah seorang tokoh yang berwibawa secara pribadi.
Tujuan Penulisan
Surat 2 Yohanes ditujukan kepada "Ibu" yang terpilih serta anak-anaknya. Maksud dari penggunaan kata "ibu" bukanlah seorang ibu secara harafiah yang diketahui oleh banyak orang, melainkan ini adalah sebuah istilah untuk menggambarkan sebuah jemaat serta anggota-anggotanya. 2 Yohanes 4 mengatakan hanya sebagian anggota-anggota jemaat hidup dalam kebenaran dan bagian inti surat ini adalah berupa peringatan terhadap pihak-pihak penyesat yang mengancam iman kepada Yesus Kristus.
Orang seharusnya berpegang teguh pada pengajaran Yesus.
Surat ini dengan demikian ditulis untuk membuat pembacanya siap siaga untuk menghadapi pengajar-pengajar sesat
Waktu Penulisan
Surat ini diyakini ditulis antara tahun 60-65 M. Pendapat lain memberi perkiraan tahun 90-100
· Kebenaran, Kasih, dan Ketaatan
Kata kebenaran dalam bahasa Yunani diterjemahkan sebagai atletheia. Kata kebenaran ini terus mendominasi bagian pembukaan surat khususnya dalam ayat 1-3. Dalam ayat 2 jelas dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kebenaran adalah iman Kristen. Maksud dari kata kasih sendiri adalah sesuai dengan kebenaran Allah, yaitu kasih yang tulus, yang tidak dimotivasi oleh keinginan untuk menguntungkan diri sendiri. Ketaatan juga tidak dapat dipisahkan dengan kata kasih dan kebenaran.[ Hidup yang mengasihi berarti hidup yang berjalan menurut kehendak Allah. Hidup dalam kasih sama artinya dengan hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah Bapa.[ Hidup dalam kebenaran sama artinya dengan hidup dalam ketaatan Jadi, kasih, kebenaran, ketaatan merupakan sebuah rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.[11] Ketaatan tanpa kasih merupakan pembudakan diri, kasih tanpa ketaatan merupakan kedustaan, dan tanpa salah satu semuanya merupakan ketidakbenaran.[11]
· Kristologi
Secara implisit, pandangan Kristologis mengenai surat 2 Yohanes terdapat dalam "Anak Bapa" dalam ayat 3.
Surat Yohanes yang Ketiga
Surat Yohanes yang Ketiga adalah bagian dari Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Merupakan surat yang ditujukan untuk melawan para pemimpin palsu yang menganggu kehidupan jemaat. Surat ini ditulis oleh "pemimpin jemaat" (Rasul Yohanes) kepada seorang pemuka jemaat yang bernama Gayus.
Penulis surat ini memuji Gayus karena bantuannya kepada orang-orang Kristen lainnya.
Ia juga memperingatkan Gayus terhadap seorang laki-laki bernama Diotrefes.
Gayus dalam 3 Yohanes tidak diketahui secara jelas, yang cukup jelas hanyalah ia memegang peranan penting dalam jemaat setempat.
Surat ini ditutup seperti 2 Yohanes. Dikirim salam dari teman-teman Gayus dan kepada sahabat-sahabat ditempat tinggal yang isinya adalah bagaimana seharusnya hidup berjemaat.
Penulis
Surat 3 Yohanes sebetulnya merupakan sebuah kesatuan dengan surat 2 Yohanes. Pengarang surat ini menyebut dirinya penatua (3 Yoh 1). Sebutan penatua sebetulnya menunjuk pada dua kemungkinan:
1. Seorang anggota presbuterion yang tak dikenal, yang menggunakan sebutan itu dengan maksud tertentu dan tidak diketahui.[1]
2. Seorang yang oleh Papias, Irenaeus, dan Klemens (Clemens) disebut sebagai penjaga tradisi apostolik.
Waktu Penulisan
Surat ini diyakini ditulis antara tahun 60-65 M. Pendapat lain memberi perkiraan tahun 90-100.
Ayat-ayat terkenal
· 3 Yohanes 1:5: Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing.
· 3 Yohanes 1:11: Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah.
Sifat dan Maksud
Surat Yohanes yang ketiga memiliki permasalahan dan situasi yang sama dengan Surat 1 Yohanes dan 2 Yohanes. Dalam surat ini juga terdapat pengajar-pengajar palsu yang mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan kekristenan.[ Dengan demikian, surat ini memiliki maksud untuk memperingatkan para pembacanya agar siap siaga menghadapi para pengajar sesat.
Muatan Teologi
Mengambil Bagian Dalam Pekerjaan Gereja
Dalam surat ini, terdapat seorang tokoh yang berperan yaitu yang bernama Gayus. Sang penatua dalam surat ini memuji kebaikan Gayus sebagai contoh yang patut ditiru. Dia menyatakan tindakan menolong para utusan gerejawi merupakan tindakan yang seharusnya dilakukan seluruh umat Kristen. Dalam hubungan ini, yaitu menolong para utusan, Gayus telah mengambil bagian dalam pekerjaan untuk kebenaran.
Isi
· Gayus dipuji 5-8
v Gayus yang dipuji dengan hangat atas perilaku hidupnya yang saleh di dalam kebenaran (ayat 3 Yoh 1:3-4) serta
v teladannya menyediakan tumpangan bagi saudara seiman yang berkeliling (ayat 3 Yoh 1:5-8).(2)
· Diotrefes disalahkan 9-10
Diotrefes, seorang pemimpin yang bersifat diktator, dikecam karena kesombongannya ("ingin menjadi orang terkemuka", ayat 3 Yoh 1:9) beserta manifestasinya:
menolak surat Yohanes yang dikirim sebelumnya (ayat 3 Yoh 1:9), memfitnah Yohanes, menolak untuk menerima utusan-utusan Yohanes dan mengancam akan mengucilkan orang yang menerima mereka (ayat 3 Yoh 1:10).(3)
· Demetrius dipuji 11-12
Demetrius, yang mungkin pembawa surat ini atau seorang gembala sidang dalam suatu masyarakat sekitar situ, dipuji sebagai seorang yang mempunyai reputasi baik dan setia kepada kebenaran (ayat 3 Yoh 1:12).
Tugas
catat materi untuk dipelajari, setelah itu foto dan kirim melalui website atau wa guru mata pelajaran
Commentaires