Kisah Para Rasul (Bahasa Yunani; Praxeis Apostolon ) adalah buku kelima Perjanjian Baru pada Alkitab Kristen, yang terutama berisi tentang pertama kali terbentuknya gereja Kristen serta pertumbuhannya sampai pada pertengahan abad pertama Masehi Kisah Para Rasul diyakini ditulis oleh Lukas, dan merupakan lanjutan buku Injil Lukas. Meskipun dapat dianggap suatu kesatuan, pemisahan dengan kitab Injil Lukas sudah ada pada naskah-naskah tertua
Latar Belakang
Kisah Para Rasul menceritakan sejarah gereja Kristen awal setelah naiknya Yesus Kristus ke surga. Amanat Kisah Para Rasul ini menjelaskan bagaimana pengikut-pengikut Yesus Kristus—dengan pimpinan Roh Kudus—menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia, tidak hanya untuk orang Yahudi. Penulis kitab ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap Kekaisaran Romawi, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul secara garis besar menggambarkan tentang peristiwa perjalanan Injil dari Yerusalem, ibu kota Yehuda dunia Yahudi. Pemberitaan Injil pada awalnya berjalan sukses di kalangan orang-orang Yahudi. Injil yang disebarkan pun bergerak semakin luas melalui pimpinan Roh Kudus.
Penerimanya
Dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1)
Tujuan dari kitab Kisah Para Rasul
· Menggambarkan perjalanan injil yang diberkati dari Yerusalem sampai ke roma
· Sebagai tulisan yang hendak memberi pengajaran
· Sebagai bukti darI kesungguhan dan kekuatan kebangkitan Yesus Kristus
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari pentakosa
Pentakosta (dari bahasa Yunani: Pentēkostē [hēmera], "[hari] kelima-puluh"), atau Minggu Putih adalah hari raya Kristiani yang memperingati peristiwa dicurahkannya Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem, yang terjadi 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus. Pada hari Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sesudah kenaikannya ke surga. Menurut Alkitab, murid-murid Yesus berhasil mempertobatkan tiga ribu jiwa pada hari tersebut dan hal inilah yang disebut dengan lahirnya gereja mula-mula
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari pentakosta
· Tiba-tiba dari langit turun suatu bunyi seperti tiupan angin keras memenuhi seluruh rumah tempat mereka bertemu; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus.
· Mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka.
· Umat Yahudi yang saleh dari seluruh dunia yang datang berziarah ke Yerusalem mendengar mereka berbicara dalam bahasa mereka sendiri. Mereka tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu, ingin tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi. Sementara orang lain menyindir bahwa para pengikut Kristus sedang mabuk.
Ø makna dari Khotbah Petrus (pasal 2), Simon Petrus, bersama sebelas rasul lainnya, maju dan menerangkan kepada orang banyak itu: Inilah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia…
Arti keselamatan bagi semua bangsa
Keselamatan dalam Kekristenan, σωτηρία, adalah penyelamatan jiwa dari dosa dan kematian. Keselamatan dapat juga disebut "pembebasan" ataupun "keamanan" dari kodrat berdosa, dan merupakan janji akan kehidupan kekal melalui roh.
Keselamatan adalah kebebasan dari hasrat duniawi dan godaan yang mengarahkan manusia keluar dari penerangan dan persekutan penuh dengan Allah.
Menurut keyakinan Kristen, keselamatan dari dosa secara umum dan dari dosa asal secara khusus dimungkinkan melalui kehidupan, wafat, dan kebangkitan Yesus, yang dalam konteks keselamatan disebut sebagai "pendamaian".[2] Soteriologi Kristen berkisar dari konsep keselamatan eksklusif[3]:p.123 sampai rekonsiliasi universal.[4] Kendati beberapa perbedaan tersebar luas sebagaimana Kekristenan itu sendiri, hampir semua kalangan sepakat bahwa keselamatan Kristen dimungkinkan melalui karya Yesus Kristus, Putra Allah, yang wafat di kayu salib.
Cara hidup jemaat perdana
· Mengumpulkan dan membagikan harta miliknya.
· Berkumpul dan berdoa bersama.
· Setia pada ajaran Para Rasul.
· Tidak egois.( Rukun antara satu dan lainnya.
· Hidup dalam kasih karunia Tuhan. Berfikir secara logis dan selalu percaya
· Suka berbagi pada sesama.
· Selalu hidup dalam kasih dan karunia Tuhan.
· Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan
Perkembangan jemaat dan berkembangnya jabatan gerejawi
· Yang dimaksudkan dengan jabatan gerejawi adalah untuk menekankan bahwa ada orang atau orang-orang yang dipercayai oleh gereja untuk mengatur, mengelolah, mengarahkan, melayani dan memimpin jemaatnya atau gereja. Gereja Kristen Indonesia (GKI) mengenal dua macam pejabat gerejawi, yaitu Penatua dan Pendeta. Penatua dan Pendeta adalah anggota-anggota Majelis Jemaat.
· Dalam Kisah Rasul dan beberapa surat-surat Rasuli yang menggambarkan kehidupan gereja abad-abad pertama, tampak ada tiga tugas utama dalam diri para Penatua.
Yang pertama, Penatua terpanggil untuk memelihara, menggembalakan anggota-anggota jemaat
tugas yang kedua, adalah memimpin dan mengatur jemaat. Dalam surat Paulus kepada Titus (Titus 1:7), digunakan istilah mengatur rumah Allah, kata Yunaninya “oikunomon” ini berarti “mengelolah” atau “mengusahakan”. Para Penatua berfungsi untuk mengelolah jemaat supaya menjadi hidup dan dinamis, berkembang, tertib dan teratur, tidak hidup semau-maunya
Tugas ketiga adalah menjaga kemurnian ajaran gereja. Dalam Kisah Rasul 20:29-31 Paulus mengingatkan kemungkinan adanya orang-orang di dalam atau pun di luar gereja yang berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar. Dalam rangka menjaga ajaran ini nampaknya di gereja mula-mula diadakan pembagian tugas (presbiter), pembagian tugas Penatua, ada Penatua yang bertugas mengatur, tetapi ada juga penatua yang bertugas mengajar. Coba perhatikan sebutan mereka yang dengan berjeri payah berkhotbah dan mengajar (1Timotius 5:17).
Pertobatan Paulus ( Pasal 9, 22, 26)
Sebelum bertobat Paulus dikenal sebagai penganiaya umat Kristen mula-mula. Ia adalah seorang Farisi yang sangat taat kepada Hukum Taurat. Kisah Para Rasul juga mengutip perkataan Paulus yang menyebut bahwa ia "adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi
Pertobatan Paulus dapat diperkirakan antara tahun 33-36 dengan bukti kuat untuk tahun 34 dengan mengacu pada salah satu suratnya. Menurut Kisah Para Rasul, pertobatannya (atau metanoia) terjadi di jalan menuju Damaskus di mana ia mengalami "pertemuan" dengan Yesus, yang kemudian menyebabkan ia menjadi buta untuk sementara (Kisah Para Rasul 9:1-31, 22:1-22, 26:9-24). Pertobatan ini sangat istimewa di mana kemauan untuk Paulus bertobat awalnya datang dari Tuhan Yesus sendiri setelah itu barulah muncul niatan bertobat dari Paulus sendiri.
Dicatat bahwa "berkobar-kobar hati Saulus (nama Paulus sebelum menjadi murid Yesus) untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa daripadanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum."
· Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika Saulus sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Waktu itu adalah tengah hari, dan cahaya dari langit itu menyilaukan. Saulus mengatakan kepada raja Agripa: "Tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang daripada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku.
· Saulus dan teman-temannya semua rebah ke tanah dan kedengaranlah oleh Saulus suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Suara itu berbicara dalam bahasa Ibrani, dan berkata lagi: "Sukar bagimu menendang ke galah rangsang."
· Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus orang Nazaret yang kauaniaya itu
· Maka Saulus berkata: "Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?" Kata suara itu (Saulus menyebutnya "Tuhan") kepadanya: "Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu (apa yang harus kauperbuat)." Dalam penuturannya di hadapan Agripa, Saulus memberitahukan kata-kata selanjutnya dari Tuhan: "Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat daripada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan."
· Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. Mereka melihat cahaya dan meskipun mendengar, mereka tidak mengerti bahwa suara itu berbicara ("tidak mendengar" pembicaraan).
· Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu; Maka kawan-kawan seperjalanannya memegang tangan Saulus dan harus menuntun dia masuk ke Damsyik
· Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum, dan terus berdoa. Selama itu ia tinggal di rumah Yudas yang berada di jalan yang bernama Jalan Lurus.
· Setelah tiga hari itu, Saulus mendapat suatu penglihatan di mana ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.
· Ananias adalah seorang murid Tuhan Yesus yang tinggal di Damsyik. Saulus menyebutnya "seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.
· Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia datang berdiri di dekat Saulus, menumpangkan tangannya ke atas Saulus, dan berkata: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus. Bukalah matamu dan melihatlah!" Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi dan menatap Ananias.
· Lalu kata Ananias: "Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"[
· Saulus bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Sejak dibaptis kehidupan Saulus berubah drastis dan menjadi pelayan Tuhan yang setia hingga akhir hayatnya
Perjalanan pekabaran Injil Paulus
Perjalanan misi pertama
Penulis Kisah Para Rasul menyusun perjalanan Paulus menjadi tiga perjalanan terpisah. Perjalanan pertama, (Kis. 13-14) awalnya dipimpin oleh Barnabas, yang mengambil Paulus dari Antiokhia menuju Siprus kemudian Asia Kecil (Anatolia) selatan, dan kembali ke Antiokhia. Di Siprus, nama Yunani "Paulus" mulai dipakai menggantikan nama Yahudi "Saulus". Di sini ia memarahi dan membutakan mata Elimas si penyihir (Kis 13:8-12) yang berusaha menghalang-halanginya menyampaikan ajaran-ajaran mereka. Dari titik ini, Paulus digambarkan sebagai pemimpin kelompok. Antiokhia dilayani sebagai pusat kekristenan utama dari penginjilan Paulus.
Perjalanan misi kedua
Dalam perjalanan misi kedua, setelah pertikaian dengan Barnabas karena persoalan Yohanes Markus, Paulus ditemani oleh Silas. Mereka berangkat pada tahun 49 M dari Antiokhia, menuju Siria dan Kilikia, dan tiba di selatan Galatia. Di Listra, Timotius bergabung dengan mereka. Mereka menyeberangi daerah Frigia dan perbatasan Misia. Lalu mereka bergabung dengan Lukas di Troas. Dia memutuskan untuk pergi ke Eropa, dan di Makedonia ia mendirikan komunitas Kristen pertama Eropa: Jemaat Filipi. Juga di Tesalonika, Berea, Atena dan Korintus. Dia tinggal selama 1,5 tahun di Korintus, di rumah sepasang suami-isteri, Akwila dan Priskila (Kisah Para Rasul 18:11). Masa tinggalnya ini bersamaan dengan waktu Galio menjabat singkat sebagai gubernur (prokonsul) di Akhaya dari 1 Juli 51 sampai 1 Juli 52. Pada musim dingin tahun 51, ia menulis surat pertama kepada Jemaat Tesalonika, dokumen tertua dari Perjanjian Baru. Tahun berikutnya ia kembali ke Antiokhia.
Perjalanan misi ketiga
Setelah tinggal di Antiokhia beberapa saat, Paulus pergi ke Galatia dan Frigia untuk mendukung gereja-gereja yang telah ia dirikan pada perjalanan sebelumnya (Kisah Para Rasul 18:23). Kemudian ia berkeliling pada wilayah barat Bitinia dan tiba di Efesus dengan perjalanan darat. Di Efesus ia menulis surat pertamanya kepada orang-orang Korintus pada tahun 54 dan surat kedua pada akhir 57.
Setelah tiga tahun di Efesus, Paulus kemudian mengunjungi Asia Kecil dan Yunani. Kemudian mendahului Lukas, ia berlayar ke Troas, disertai beberapa murid-muridnya (Kisah Para Rasul 20:4), disebabkan karena rencana pembunuhan terhadap dirinya oleh orang-orang Yahudi. Dan akhirnya ia kembali ke Yerusalem dan bertemu dengan Yakobus di sana.
Tugas
Catat materi untuk dipelajari, setelah foto dan kirim lewab website.
Tetap jaga kesehatan dan Tuhan Yesus memberkati
Comments